Selasa, 03 April 2012

Jeritan Hati Polisi di Tengah Demo Kenaikan BBM

Tahukah anda, siapa yang paling sedih dan merasakan dampak paling sakit disaat banyak lapisan masyarakat yang berbondong-bondong turun kejalan menentang kenaikan BBM ?. Tahukah anda keluarga siapa yang selalu banyak c6d93373a76ff824899398866c88a903_demo-3memanjatkan doa disaat para kaum mahasiswa menyerukan penolakan kenaikan harga BBM?. Tahukah anda, siapa yang merasakan keringat dan darah mendidih menjadi satu saat mahasiswa di Makasar rajin berbuat anarkis di jalan, merusak fasilitas umum, memblokade jalan?. Jawabannya satu kami para petugas Polisi bawahan, para Bintara, pelaksana amanat dan perintah pimpinan, tempat caci maki bagi pimpinan, tempat sampah bagi masyarakat, bangkai darah busuk bagi mahasiswa.
Jika kami boleh berdemo menentang kenaikan BBM, kami akan bersatu dengamu, bergandengan, berangkulan, menangis bersama, dan berteriak lantang, berada dalam garda terdepan, melawan perintah pimpinan kami. Ketahuilah kami di doktrin untuk terus tersenyum walaupun hatu kami perih, getir, menahan rasa sakit, panas terik, dan perut lapar. Menjauhi keluarga disaat anak dan istri kami melihat kami ditelevisi saat kami dilempar, ditendang, di ludahi, di pukul, dan dilempar bom molotov.
Dari sabang sampai merauke baju kami sama warnanya cokelat, darah kami sama warnanya merah, dan tugas kami sama yaitu mendekati maut. Ketahuilah ketika manusia normal secara insting akan menjauh bila bahaya datang mendekat, tapi kami sebaliknya. Itu karena apa ? profesi wahai sahabatku, sumpah jabatan, kami dituntut untuk melawan dorongan naluriah. Apa kalian pikir dengan kami memukulmu kami puas, kami senang, kami bangga ?. Anda semua salah itu semua adalah bentuk beban berat menantang maut yang harus kami pikul, nyawa kami tidak diasuransikan, kesehatan kami tidak diasuransikan, ingatlah kami Polisi juga manusia, kami punya anak dan istri, kami juga merasakan dampaik kenaikan BBM, tunjangan kami juga tidak akan naik walau harga BBM melambung. Keluarga kami juga makan nasi, beli di pasar, jualan dipasar, kami tidak makan peluru dari dinas, kami tidak makan tameng dari dinas, kami tidak menggunakan gas air mata untuk mengusir nyamuk, kami tidak menggunakan watercanon untuk mandi. Polisi adalah masyarakat juga. Kami bagian dari anda. Kami para Bintara tidak akan pernah bisa lari dari tanggung jawab profesi. Apakah kalian pernah membaca ataupun melihat berita di televisi ada pimpinan Polisi yang dipecat, disidang, dan dihukum karena mengamankan demo anarkis. Tidak kawan, tidak ada. Kamilah para Bintara korbannya, kami lah yang disidang, kamilah yang dihukum, dan kamilah yang dipecat.
Kami mohon stop demo anarkis, mari kita berangkulan, menyampaikan aspirasi bersama-sama, sampaikan aspirasi dan kami selalu siap memberikan pengamanan dan pengawalan sampai tujuan aspirasi anda tercapai. Jangan alihkan tujuan anda yang semula untuk menyampaikan aspirasi menjadikan ajang untuk melawan kami.
Salam Kami Bintara Polisi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar